Permata dan batu berharga di Alkitab
(sumber :http://alkitab.sabda.org/)
Seperti yang telah kami kemukakan sebelumnya, kata ini
mengacu kepada sejumlah permata yang keras. Kata ini berasal dari bentuk
negatif kata Yunani damazo, yang berarti "menundukkan" atau "meremukkan". Jadi, adamant menandakan sesuatu yang tidak dapat dihancurkan. Kata Ibrani di balik ini adalah syamir yang secara harfiah berarti "duri". Inilah kata yang sama yang dipakai orang Israel untuk menunjukkan intan.
Yehezkiel berkata, "Seperti batu intan, yang lebih keras daripada batu Kuteguhkan hatimu . . . " (Yeh. 3:9). Zakharia mengatakan bahwa bangsanya yang suka membangkang telah "membuat hati mereka keras seperti batu amril" (Za. 7:12). Jelaslah, batu adamant melambangkan ketegaran dan kekerasan, meskipun kita tidak tahu dengan tepat permata mana yang dimaksudkannya.
C. Alabaster (pualam).
V. Sardonyx (unam).
Yehezkiel berkata, "Seperti batu intan, yang lebih keras daripada batu Kuteguhkan hatimu . . . " (Yeh. 3:9). Zakharia mengatakan bahwa bangsanya yang suka membangkang telah "membuat hati mereka keras seperti batu amril" (Za. 7:12). Jelaslah, batu adamant melambangkan ketegaran dan kekerasan, meskipun kita tidak tahu dengan tepat permata mana yang dimaksudkannya.
B.Agate (batu akik).
Alkitab Versi King James memakai kata agate untuk menerjemahkan dua kata Ibrani - kadkod dan syevo. Kata yang pertama terdapat di Yes. 54:12 dan Yeh. 27:16,
dan arti harfiahnya ialah "merah" atau "kemerah-merahan." Wilhelm
Gesenius (1786 - 1842), seorang pakar Jerman, berpendapat bahwa kata ini
sebenarnya mengacu kepada batu delima, dan kebanyakan penafsir Alkitab
menganut gagasan ini. Kata yang kedua (Syevo) terdapat di Kel. 28:19 dan 39:12 dan boleh jadi mengacu kepada batu akik yang sebenarnya.
Inilah sejenis batu berharga dengan garis-garis atau lapisan-lapisan dalam berbagai corak hitam, coklat, atau biru. Batu ini dapat digosok sampai berkilauan sehingga menjadi bahan dekoratif yang sangat disukai para arsitek pada zaman Alkitab. Batu kedua pada jajar ketiga dari tutup dada imam besar adalah sebuah akik (Kel. 28:19).
Inilah sejenis batu berharga dengan garis-garis atau lapisan-lapisan dalam berbagai corak hitam, coklat, atau biru. Batu ini dapat digosok sampai berkilauan sehingga menjadi bahan dekoratif yang sangat disukai para arsitek pada zaman Alkitab. Batu kedua pada jajar ketiga dari tutup dada imam besar adalah sebuah akik (Kel. 28:19).
Mineral putih ini mudah untuk diukir dan digilapkan, sebab
itu orang Israel menggunakannya untuk membuat guci dan vas yang
indah-indah. Dua jenis pualam ditemukan di Timur Dekat: yang satu adalah
bentuk gips yang murni; yang lain adalah pualam yang kemerah-merahan.
Jenis yang pertama terlalu mudah hancur sehingga tak dapat dipakai untuk
mengukir. Jenis yang kedua mempunyai lapisan-lapisan berwarna-warni dan
agak tembus cahaya, sebab itu menarik untuk dipandang.
Para arkeolog telah menggali guci-guci pualam dari puing-puing di Yunani, Kanaan, Mesir, dan Asyur. Para pedagang kuno sering menutup rapat-rapat parfum yang mahal dalam buli-buli pualam. Dengan demikian selama bertahun-tahun aromanya hilang sedikit demi sedikit saja melalui dinding buli-buli yang berliang renik. Theocritus (abad ke-3 sM), seorang pujangga Yunani, melaporkan bahwa para pedagang Palestina menggunakan buli-buli pualam demikian juga. Hal ini menjelaskan mengapa murid-murid Yesus menegur wanita yang memecahkan buli-buli pualam berisi minyak narwastu dan menuangkan minyak itu ke atas kepala Yesus (Mrk. 14:3). Para murid menganggap bahwa wewangian yang mahal itu dapat dijual dan uangnya diberikan kepada orang miskin. Tidak lama sesudah masa hidup Yesus, orang Romawi dan orang Yunani memberi nama alabastron, atau "alabaster", sebab begitulah bentuk yang terkenal dari buli-buli pualam yang berisi minyak wangi. Beberapa penafsir Alkitab berpendapat bahwa ketika wanita itu membuka buli-bulinya di atas kepala Yesus, ia telah mematahkan leher buli-buli tersebut.
D. Amber (ambar).
E. Amethyst (kecubung).
Para arkeolog telah menggali guci-guci pualam dari puing-puing di Yunani, Kanaan, Mesir, dan Asyur. Para pedagang kuno sering menutup rapat-rapat parfum yang mahal dalam buli-buli pualam. Dengan demikian selama bertahun-tahun aromanya hilang sedikit demi sedikit saja melalui dinding buli-buli yang berliang renik. Theocritus (abad ke-3 sM), seorang pujangga Yunani, melaporkan bahwa para pedagang Palestina menggunakan buli-buli pualam demikian juga. Hal ini menjelaskan mengapa murid-murid Yesus menegur wanita yang memecahkan buli-buli pualam berisi minyak narwastu dan menuangkan minyak itu ke atas kepala Yesus (Mrk. 14:3). Para murid menganggap bahwa wewangian yang mahal itu dapat dijual dan uangnya diberikan kepada orang miskin. Tidak lama sesudah masa hidup Yesus, orang Romawi dan orang Yunani memberi nama alabastron, atau "alabaster", sebab begitulah bentuk yang terkenal dari buli-buli pualam yang berisi minyak wangi. Beberapa penafsir Alkitab berpendapat bahwa ketika wanita itu membuka buli-bulinya di atas kepala Yesus, ia telah mematahkan leher buli-buli tersebut.
Inilah fosil damar dari pohon-pohon. Warnanya mungkin
kuning tua atau jingga. Ambar dapat digosok hingga berkilau-kilauan.
Versi bahasa Inggris memakai kata ini sebagai terjemahan dari kata hasyinal dalam bahasa Ibrani, yang mungkin sejenis logam. Septuaginta dan Vulgata Latin menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan hasymal adalah elektrum, logam campuran perak dan emas yang berkilap. Alkitab bahasa Inggris menyebut "warna ambar" dalam Yeh. 1:4, 27; 8:2;
sedangkan Alkitab bahasa Indonesia berbicara tentang "suasa mengkilat".
Mungkin yang dimaksudkan adalah warna keperak-perakan yang cemerlang,
dan bukan warna jingga atau kuning yang kita kaitkan dengan ambar.
Orang Barat mengenal batu kecubung sebagai sejenis batuan
kuarsa yang langka, kristal segi enam berwarna ungu yang cukup keras
untuk menggores kaca. Akan tetapi, orang di Timur Dekat lebih mengenal
kecubung atau ametis sebagai sejenis korundum yang berwarna ungu tua.
Kata Ibraninya adalah akhlama, yang mungkin berasal dari khasiatnya untuk menyebabkan mimpi (Ibr., halam - "mimpi"). Kecubung adalah batu berharga yang ketiga di jajar ketiga dari tutup dada imam besar (Kel. 28:19). Rasul Yohanes melihat bahwa dasar yang kedua belas dari tembok Yerusalem Baru adalah batu kecubung (Why. 21:20).
F. Beryl (pirus).
N. Jacinth (Lazuardi).
Kata Ibrani untuk batu ini adalah tarsyisy, barangkali sebab permata ini diimpor dari kota Tarsis. Batu beril dari zaman Alkitab dikenal sebagai aquamarine;
batu kristal ini berwarna kuning, hijau, atau kebiru-biruan (tergantung
dari kotoran kimiawi yang terdapat dalam permata tersebut). Permata ini
adalah batu yang kesepuluh dalam jajar keempat dari tutup dada imam
besar (Kel. 28:20). Roda-roda dalam penglihatan Yehezkiel dan orang dalam penglihatan Daniel berkilauan seperti permata pirus (Yeh. 1:16; Dan. 10:6). Salomo dan Raja Tarsis memakai perhiasan permata pirus (Kid. 5:14; Yeh. 28:13), dan orang kaya lainnya menghargai permata ini karena kecemerlangannya dan warnanya yang hidup.
Tidak mudah bagi para ahli untuk mengenali batu ini yang disebut di Wahyu 21:20. Beberapa sejarawan menganggap batu ini sama dengan batu amethyst (semacam batu nilam berwarna kecubung); orang lain mengaitkannya dengan batu ligure (ambar, Kel. 28:19). Batu lazuardi ini mungkin sebuah batu merah keunguan yang juga terdapat dalam berbagai jenis coklat dan kuning.
O. Jasper (yaspis).
P. Ligure (ambar).
T. Sapphire (nilam).
Batu yaspis adalah sejenis kuarsa buram yang tidak murni.
Batu ini disebut baik dalam Perjanjian Lama maupun am Perjanjian Baru.
Batu yaspis bisa berwarna merah, kuning, dan beberapa warna lain yang
pucat. Bila batu itu mempunyai garis-garis berwarna, maka yaspis disebut
kuarsa bergaris. Sebagaimana halnya dengan sejumlah batu berharga lain
yang disebut di Alkitab, para ahli tidak sependapat apakah yang
dimaksudkan di Alkitab adalah batu yaspis yang modern. Namun mereka
setuju bahwa namanya dalam bahasa Ibrani dan Yunani (yasypeh dan iaspis) mempunyai asal yang Sama seperti kata yaspis. Yaspis adalah batu ketiga pada jajar ke-4 dari tutup dada Harun (Kel. 28:20.
Di TL disebut "yasyib", sedangkan di TB disebut "nefrit".) Kitab Wahyu
menyebut batu yaspis beberapa kali; Dia yang duduk di takhta itu
tampaknya bagaikan "permata Yaspis dan permata sardis" (Why. 4:3). Cahaya kota Yerusalem Baru kelihatannya "bagaikan permata yaspis" (Why. 21:11). Dan yang pertama dari dua belas dasar Yerusalem Baru adalah permata yaspis (Why. 21:19).
Para ahli masa kini tidak mengenal batu berharga dengan
nama ini. Para peneliti Alkitab tidak tahu apa yang dimaksudkan dengan
batu ini, yang menjadi batu pertama pada jajar ketiga batu-batu berharga
di tutup dada imam besar (Kel. 28:19; 39:12).
Kata Ibrani dan Yunani untuk "ligure" (lesyem danligurion) menunjukkan sifat "menarik". Karena batu ambar mempunyai sifat yang amat menarik, beberapa ahli mengira batu itulah yang dimaksudkan. Akan tetapi, tak mungkin demikian, karena ambar yang sejati bukanlah batu berharga dan tidak cukup keras untuk diukir. Karena itu, ambar tak mungkin termasuk di antara batu berharga di tutup dada imam besar.
R. Pearl (mutiara).
S. Ruby (manikam merah).
Kata Ibrani dan Yunani untuk "ligure" (lesyem danligurion) menunjukkan sifat "menarik". Karena batu ambar mempunyai sifat yang amat menarik, beberapa ahli mengira batu itulah yang dimaksudkan. Akan tetapi, tak mungkin demikian, karena ambar yang sejati bukanlah batu berharga dan tidak cukup keras untuk diukir. Karena itu, ambar tak mungkin termasuk di antara batu berharga di tutup dada imam besar.
Mutiara adalah benda putih keras yang licin atau kelabu
kebiru-biruan yang terbentuk di dalam kulit kerang beberapa jenis tiram
dan kerang-kerangan lain. Biasanya bentuknya bulat. Mutiara yang paling
berharga dihasilkan oleh jenis tiram. Dahulu kala, mutiara dipakai di
bagian Timur sebagai perhiasan pribadi, seperti sekarang ini (I Tim. 2:9; Why. 17:4; 18:12-16).
Dari cara menyebut mutiara di Perjanjian Baru, kita mengetahui bahwa mutiara dianggap sangat berharga. Dibandingkan dengan permata, pada zaman Alkitab mutiara dianggap lebih berharga lagi daripada sekarang ini (Mat. 7:6; 13:45-46; Why. 21:21).
Dari cara menyebut mutiara di Perjanjian Baru, kita mengetahui bahwa mutiara dianggap sangat berharga. Dibandingkan dengan permata, pada zaman Alkitab mutiara dianggap lebih berharga lagi daripada sekarang ini (Mat. 7:6; 13:45-46; Why. 21:21).
Manikam merah ini adalah sejenis korundum merah tua yang
jernih, mineral yang nomor dua kerasnya setelah intan. Harga dan nilai
hikmat telah disamakan dengan harga permata ini (Ay. 28:18; Ams. 3:15; 8:11), dan nilai seorang wanita yang berbudi (Ams. 31:10).
Inilah sejenis batu korundum yang keras dengan warna biru
tua yang jernih. Batu ini adalah salah satu batu berharga di tutup dada
imam besar (disebut lazurit) dan menjadi dasar kota Yerusalem Baru di
kitab Wahyu (Kel. 28:18; Why. 21:19).
Batu nilam sering disebut di Perjanjian Lama. Kilauan, keindahan, dan kekerasan batu nilam hampir sama dengan batu intan. Akan tetapi, para ahli Alkitab pada umumnya setuju, bahwa nilam yang biasa pada Zaman Alkitab adalah batu lazurit masa kini, suatu mineral biru tua yang tak tembus cahaya.
U. "Sardine" (sardis).
Batu nilam sering disebut di Perjanjian Lama. Kilauan, keindahan, dan kekerasan batu nilam hampir sama dengan batu intan. Akan tetapi, para ahli Alkitab pada umumnya setuju, bahwa nilam yang biasa pada Zaman Alkitab adalah batu lazurit masa kini, suatu mineral biru tua yang tak tembus cahaya.
Kita menemukan kata sardis hanya di Why. 4:3,
di mana diberitahukan bahwa Tuhan tampaknya "bagaikan permata yaspis
dan permata sardis." Kebanyakan ahli berpendapat bahwa batu yang sama
ini disebut di Perjanjian Lama dengan nama Ibrani 'odem, dan di Septuaginta sardion, dan sardius di Authorized Version.
Sardius (yaspis merah, TB) disebut di antara batu-batu berharga pada tutup dada imam besar (Kel. 28:17; 39:10) dan disebut juga berhubungan dengan berbagai batu permata yang berharga di Yehezkiel 28:13. Batu sardis adalah permata yang berwarna merah darah berkilauan. Nama itu diperoleh dari Sardis, ibu kota negeri Lidia kuno (Turki masa kini), di mana batu ini pertama-tama ditemukan. Batu sardis sangat disukai oleh para pengukir, karena batu tersebut sangat keras, namun mudah dibentuk dan indah warnanya. Batu ini termasuk jenis kuarsa yang disebut sarde.
Sardius (yaspis merah, TB) disebut di antara batu-batu berharga pada tutup dada imam besar (Kel. 28:17; 39:10) dan disebut juga berhubungan dengan berbagai batu permata yang berharga di Yehezkiel 28:13. Batu sardis adalah permata yang berwarna merah darah berkilauan. Nama itu diperoleh dari Sardis, ibu kota negeri Lidia kuno (Turki masa kini), di mana batu ini pertama-tama ditemukan. Batu sardis sangat disukai oleh para pengukir, karena batu tersebut sangat keras, namun mudah dibentuk dan indah warnanya. Batu ini termasuk jenis kuarsa yang disebut sarde.
Batu ini disebut hanya di Wahyu 21:20, di
mana batu tersebut menjadi dasar tembok Yerusalem baru. Batu unam
adalah sejenis batu khalkedon, kuarsa yang keabu-abuan atau berwarna
seperti susu. Dalam permata ini lapisan putih yang tak tembus cahaya
terdapat pada lapisan merah yang jernih. Jadi, batu sardonyx
menggabungkan sifat sarde dan onyx - karena itu diberi nama sardonyx.
W. Topaz (krisolit).
Para ahli setuju bahwa batu topas ini sama dengan batu
krisolit masa kini, yaitu permata yang lunak dan jernih atau tembus
cahaya, biasanya berwarna hijau muda. Sebuah topas yang sejati biasanya
jernih dengan warna kekuning-kuningan, tetapi mungkin juga berwarna
coklat, biru, hijau, atau bahkan tanpa warna. Batu ini adalah batu kedua
dari jajar pertama pada tutup dada imam besar (Kel. 39:10; 28:17). "Permata krisolit dari Etiopia" (Ay. 28:19) terkenal karena keindahan dan nilainya.