wahh,, tidak terasa kuliah di Teknik Kimia
Universitas Lambung Mangkurat (Unlam).
semester 7 hampir selesai, dan baru
aja menyelesaikan tanggungjawab di HIMATEKKIM UNLAM.........
baru kesampaian nulis lagi :D
banyak hal yang sudah dilalui selama
7 semester ini. rutinitas kuliah, organisasi HIMATEKKIM, praktikum, kerja
praktek, trus baru memulai penelitian dan sebagainya.
Cerita dari awal ya :
Impian, Proses dan Teknik Kimia (ada yang nyambung
dan ada yang ga :D)
Ada berbagai macam cita-cita yang ingin
aku gapai semasa kecil (yang diingat, belum termasuk yang belum diingat) :
Dokter anak, Pramugari, Diplomat,
Duta PPB untuk UNESCO, pelatih Marching Band, jadi guru untuk anak-anak di area
terpencil, jadi relawan. :D kebanyakan cita-cita karena kebanyakan inspirasi :D
Selain Itu,
Pas SD mungkin sekitas kelas
4 sampai 6, pernah cerita ke omku (Amatueh biasa kami panggil/ om dalam bahasa
dayak ma'anyan) tentang keinginanku.
Mustahil sich, tapi saat itu
mengebu-gebu banget ceritanya, Maklumlah anak kecil :D
inti ceritanya :
Aku pengen punya tanah di
Kalimantan berhektar-hektar, setiap hektarnya ditanami dengan berbagai macam
pepohonan. Salah satunya Pohon Cendana dan Pohon Ulin (salah dua kali ye :D).
alasannya supaya melestarikan hutan dan supaya ga kepanasan :D :D.
Begitulah saudara-saudara
ceritanya, kejadian sebenarnya aku berceritanya menggebu-gebu dan
berbelit-belit kesana kemari. syukurlah, Amatuehku memang pengertian dan
mengerti dan mungkin saja sudah lupa akan ceritaku sekarang.
Klo dipikir-pikir sekarang mustahil juga punya tanah berhektar-hektar dan hanya ditanami pohon,
secara belum ada duit buat beli tanah dan juga sudah banyaknya pertambangan di
bumi kalimantan. but I don't know, for God, Nothing is Impossible
#eaaaaaaaaaaaa
Trus pas SMP
Seneng banget Papah bawain Bantal
dari karet asli. Lembut bingits broo.
Dibuat oleh pemda dan untuk dipromosikan
ke investor. kata Papah sich pemdanya pengen buat pabrik karet gitu jadi
dibuatlah si bantal untuk promosi ke investor pas hari jadi kabupaten Barito
Timur klo ga salah :D
Pas SMA kelas dua.
Rasanya lagi istirahat siang,
didepan kelas lagi ngobrol bareng Pa Purnomo, sang guru Kimia tercinta :D.
cerita tentang masa kuliah beliaulah waktu kuliah di UNY pend. Kimia. trus
cerita tentang kisah awal pertemuannya dengan sang istri yang juga sekaligus
guru matematika, Ibu Pur.
Trus beliau cerita kalo
teknik kimia itu kimia skala besar atau skala industri.
Wuihhh,,, berhubung aku suka banget ama
yang namanya Kimia, yah langsung deh otak ane merespon pengen kuliah di Teknik
Kimia supaya bisa masuk Industri.
Lagi.
Pas SMA, kami langganan koran
kompas. (suka banget sama koran kompas, infonya keren, iklannya keren dan
menarik karena lebih berwarna ketimbang koran-koran yang lain :D).
suatu ketika, ada iklan gede
dari Chevron, yang lagi buka lowongan kerja. Pas dibaca ada lowongan, eh ada
yang nyari lulusan Chemical Engineering/ alias Teknik Kimia.
Yang tak terduga.
Ternyata temanku sendiri
Riskawanti Suwandi, (beda kelas sich, tapi dekatnya karena Marching Band) juga
ngambil teknik kimia. ga ada janjiaan masuk teknik kima, dan dia memang sejak
pencarian PMDK unlam (dulu jalur undangan unlam gitu) milih teknik kimia.
Klo aku milih psikologi dulu
pas PMDK, trus beralih pilih ke Teknik Kimia untuk pilihan di jalur SNMPTN
jalur tertulis pas ketemu koran Kompas itu. Tes tertulis aku lakukan di UNLAM
Banjarmasin dan Riska ternyata tes di UNPAR Palangka raya.
Yang lain,
Selain memilih kuliah di
perguruan tinggi, pilihan utama sebenarnnya adalah tes masuk IPDN. awalnya
karena dorongan orang tua, karena kepengen anaknya jadi PNS. padahal aku dulu ga mau jadi PNS.
Singkat cerita,
salah satu teman dekatku yang sangan
kusayangi, memaksakan atau mempertegas pilihanku agar aku memilih apa yang aku
inginkan. Setelah itu, emosi semakin bergejolak, aku ga marah tapi menangis
untuk memaksakan kehendakku tidak mau masuk IPDN serta mengungkapkan
kekuatiranku.
Akhirnya
aku membuat Papahku datang kepadaku dan sedih sampai berkaca-kaca (kata adekku
Nesna, sich karena aku menutup mukaku dengan bantal dan I don't know apakah air
mata papahku benar-benar jatuh). Mamahku tentunya sangat sedih tapi beliau
masih duduk di lantai bawah.
Papahku
dan malahan Nesna, memberi pengertian dan memberi nasihat secara rohani. Setelah
itu, aku dipanggil mamahku dan kami berbicara empat mata. Mamahku memberi pengertiannya
juga bahwa tidak memaksakan pilihanku untuk memilih tes masuk IPDN saja. Tapi masuk
perguruan tinggipun dicoba juga dan bila ada kesempatan yang lainpun dicoba
juga. Klo memang rejekinya masuk teknik kima, yang masuk kesana. Intinya kita
tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya,
rejekinya dimana, yang penting usaha dulu.
Akupun menceritakan kepada temanku mengenai
apa yang sudah terjadi kepadaku. Dia bilang, sebenarnya seorang teman hanya bisa
memberi saran bukan memaksa. Mungkin maksudnya baik tapi tiap orang mempunyai
caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah. Dari situlah, aku belajar lebih
baik lagi, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Semangat,
Terimakasih Papah, Mamah, Nesna dan kedua temanku itu.
Akupun mengerti dan singkat cerita aku
melakukan segala sesuatunya dengan sukacita. Karena ingin mengikuti tes IPDN
aku giat lari sore tiap hari untuk memperkuat fisik. Belajar persiapan tes
tertulis baik IPDN maupun SNMPTN juga kulakuan dengan sepenuh hati.
Bahkan
saking giatnya, aku juga mengikuti tes masuk BMKG di BMKG bandara Syamsudin
Noor yang diiklankan di koran :D
ditemani Mamahku aku mengikuti tes untuk pertama kalinya. Meskipun aku tidak
berhasil, aku tetap bersyukur karena ada pengalaman menghadapi tes masuk
perguruan tinggi/ sederajat.
Sejujurnya
aku hanya belajar dari soal yang kudapatkan ketika tes BMKG dan yang kudownload
di internet mengenai soal SNMPTN. Selain itu, aku tidak mengikuti les persiapan
masuk SNMPTN. Anehnya setelah tes SNMPTN aku baru mengikuti les masuk jalur
tertulis mandiri unlam jaga-jaga jika aku tidak lolos di lewat jalur SNMPTN.
Suatu malam,
Aku searching ke webnya
SNMPTN untuk login hasil tes. susah bangett...
Mau besok juga ga tahan karena penasaran.
akhirnya jam 12 malam baru kebuka.
Puji Tuhan, aku diterima di
Teknik Kimia UNLAM.
Selebrasinya aja yang kacau, masa aku
kepikiran untuk bernazar mandi pake kembang dihalaman rumah saat itu
juga.
Forgive me God. mestinya aku
melakukan sesuatu yang lebih bermaka misalnya persembahan ucapan syukur kek ke
Gereja ckckck.
#sejak hari itu........... aku tak pernah
mengulangi kejadian yang aneh itu lagi :D
Esok harinya,
Baca di Koran Banjarmasin
Post yang dibawa tanteku dari kantornya (koran pada sold out dari subuh sob,
karena ornag-orang ternyata sudah beli langsung dari percetakan T_T) pengen
memastikan aja dan juga kepengen tahu teman-teman yang dari SMANSAYANG diterima
kuliah di UNLAM. Puji Tuhan aku memang benar-benar diterima di Teknik Kimia
UNLAM.
Terrnyata oh ternyata, puji
Tuhan temanku Riskawanti juga diterima di Teknik Kimia, juga ada teman dekatku
Ririn diterima di pend. Matematika dan Zakiah diterima di Kehutanan dan masih
banyak lagi. Wuih senangnya...
Sekedar info, ada kaka
tingkat jua nih lulusan SMANSAYANG yang kuliah di Teknik Kimia UNLAM, Ka Nora
'08 (dikirain awalnya Kimia MIPA) trus ka Bela '10 dan ka Toni '10. dn akhirnya
ada Brena dan Riska sebagai mahasiswi Teknik Kimia UNLAM angkatan 2011. :3 :3
Kesimpulan #eaaa :
Begitulah
saudara-saudara, sebutir jejak hidupku sampai masuk teknik kimia.
Yang
paling penting aku tidak pernah terpikir untuk searching apa sebenarnya Teknik
Kimia itu sendiri, hanya mengandalkan penjelasan dari Pa Pur. Hahahaha akhirnya
terjadilah masalah baru yang muncul. Akan dibahas di entry berikutnya.
Quote :
Kita boleh merencanakan tapi serahkan
semua proposal rencana itu ke Tuhan agar Tuhan berkenan dan karena Tuhan
merencanakan yang terbaik bahkan melebihi apa yang kita rencanakan :)
God Bless you
Note :
Sorry Nesna, gara-gara aku belum
mau meliatkan tulisanku ini, masker wajahmu hancur gara-gara tanganku refleks
menutup matamu. Maksud hati, pas sudah di post aja baru boleh baca :D